BAB
V
UNSUR-UNSUR PENELITIAN
Salah
satu cara untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian adalah menggunakan
unsur-unsur penelitian ilmiah untuk memperoleh hasil yang lebih valid.
A.
KONSEP
Konsep yaitu abstraksi
mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah
karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu. Sedangkan
yang dimaksud abstraksi adalah proses menarik intisari dari ide-ide, hal-hal,
benda-benda maupun gejala sosial yang khusus.
Pada dasarnya, konsep
berawal dari fakta yang diserap melalui indra, direkam oleh otak untuk
diperjelas kembali disebut konsep abstrak. Konsep yang diabstraksikan
dengan nama atau simbol disebut konsep nyata, konsep nyata yang
dijelaskan melalui kata yang dibatasi biasa disebut definisi. Definisi
yang dijelaskan secara komprehensif disebut pengertian.
Jadi
konsep merupakan dasar untuk menghubungkan antara dunia teori dengan observasi
antara abstraksi dan realita. Konsep perlu didefinisikan secara tepat sehingga
tidak terjadi kesalahan pengukuran.
B.
KONSTRUK
Konstruksi
merupakan suatu bayangan atau ide yang diciptakan untuk suatu penelitian dan
atau mengembangkan teori yang dikehendaki. Sebenarnya tidak ada batasan
pengertian yang jelas antara konsep dan konstruksi.
Namun
konstruk lebih kompleks dibandingkan dengan konsep karena konstruk dibangun
dengan mengkombinasikan konsep-konsep
yang lebih sederhana, terutama jika ide atau image kita dimaksudkan untuk
menyampaikan subjek yang tidak secara langsung di observasi.
C.
PROPOSISI
Proposisi adalah
hubungan yang logis antara dua konsep. Proposisi yang hanya terdiri dari satu
konsep atau variabel lazimnya disebut proposisi yang univariat. Sedangkan suatu
proposisi yang menyangkut diantara dua konsep atau variabel lazimnya disebut
proposisi bivariat. Sedangkan suatu proposisi yang menyangkut hubungan diantara
dua lebih konsep lazimnya disebut proposisi yang multivariat.
Tipe proposisi :
1.
Aksioma/postulat yaitu proposisi yang kebenarannya tidak
dipertanyakan lagi oleh peneliti sehingga tidak perlu lagi diuji dalam suatu
penelitian. Pengertian aksioma pada dasarnya sama dengan postulat namun aksioma
lebih mempunyai konotasi matematis dan digunakan biasanya untuk pernyataan
benar berdasarkan definisi. Sedangkan postulasi adalah lebih sering digunakan
untuk pernyataan yang kebenaran dan keberlakuannya lebih dibuktikan secara
empiris.
2. Teorm yaitu proposisi yang
disederhanakan dari aksioma atau dengan kata lain pernyataan yang terdiri dari
sejumlah aksioma atau postulasi.
D.
VARIABEL
Hatch
& Farhady
(1981) mengemukakan bahwa variabel adalah atribut dari seseorang atau objek
yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang lain atau objek lain. Kerlinger
(1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruksi atau sifat yang akan
dipelajari seperti tingkat aspirasi, penghasilan, tingkat pendidikan, status
sosial, jenis kelamin, produktivitas kerja, motivasi kerja dan lain-lain. Sehingga
berdasarkan pengertian di atas, variabel adalah suatu konsep atau objek yang
mempunyai variasi penilai tertentu untuk dipelajari dari suatu kesimpulan.
E.
TEORI
Pada dasarnya pengetahuan diperoleh
untuk pendekatan ilmiah, yaitu penelitian ilmiah dengan menggunakan metode
ilmiah yang dibangun atas teori tertentu. Sedangkan yang dimaksud teori adalah
serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan
suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara
konsep. Definisi sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh Karlinger (1973),
adalah seperangkat konstruk, definisi dan proposisi yang menyajikan
fenomena-fenomena secara sistematis dan hubungan antara variabel dengan tujuan
untuk menjelaskan fenomena tersebut.
Fungsi
teori
1.
Sebagai identifikasi awal dari permasalahan
penelitian dengan menampilkan kesenjangan, bagian-bagian yang lemah dan ketidak
sesuaian dengan penelitian terdahulu dan memberikan alasan perlunya penelitian .
2.
Untuk mengumpulkan semua konstruk atau konsep yang
berkaitan dengan topik penelitian dengan pertanyaan yang terinci sebagai pokok
masalah penelitian.
3.
Untuk menampilkan hubungan atau variabel, dapat
dibandingakan dengan hasil-hasil penelitian dengan temuan-temuan terdahulu.
Adapun contoh teori yang telah
dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:
1.
Teori James Hutton/Teori Malapetaka, “Pada jangka
waktu tertentu semua makhluk hidup dihancurkan oleh makhluk-makhluk yang
bentuknya berbeda sama sekali”.
2.
Teori Malthus, “Pertumbuhan penduduk menurut deret
ukur sedangkan pertambahan bahan makanan menurut deret hitung”. (suatu saat
tertentu manusia akan kekurangan makanan karena pertambahan penduduk lebih
banyak dari bahan makanan)
3.
Teori Darwin, “Adanya perubahan-perubahan jenis
makhluk hidup di dunia disebabkan oleh seleksi alam, di mana setiap jenis
makhluk akan punah bilamana tidak kuat bertahan terhadap seleksi alam”.
4.
Teori Charles, “Bila temperatur gas di naikkan,
volume akan naik dan bila temperatur gas di turunkan volume akan berkurang”.
5.
Teori Ekonomi, “Dengan pengorbanan yang
sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya”.
F.
KERANGKA BERPIKIR
Uma Sekaran (1992), mengemukakan bahwa
kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang urgent. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan jadi secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antar variabel independen dan dependen. Pertautan antar variabel
tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh
karena itu, setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada
kerangka berpikir.
Kerangka berpikir
merupakan argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis, maka argumentasi kerangka
berpikir menggunakan logika deduktif atau metode kuantitatif dengan memakai
pengetahuan ilmiah sebagai premis premis dasarnya. Kerangka berpikir adalah
hasil buatan kita sendiri dalam artian bukan buatan orang lain yakni cara kita
berargumentasi dalam merumuskan hipotesis. Argumentasi itu harus analisis
sistematis dan menggunakan teori yang relevan. Dalam menggunakan kerangka
berpikir sering timbul kecenderungan bahwa pernyataan-pernyataan yang disusun
tidak merujuk kepada sumber perpustakaan karena sudah dipakai dalam kerangka
teori. Hal ini tidak benar, sebab justru dalam menyusun kerangka berpikir
ilmiah sangat diperlukan argumentasi ilmiah yang dipilih dari teori-teori yang
relevan agar argumentasi kita dapat diterima oleh orang lain.
G.
HIPOTESIS
Penggunaan hipotesis
dalam suatu penelitian dapat didasarkan pada permasalahan penelitian atau
tujuan penelitian. Di dalam suatu penelitian tidak semua menggunakan hipotesis
karena hipotesis bukalah suatu keharusan. Dengan menggunakan deduksi logika
teori dikembangkan atau diuji lagi. Konsep yang ada dalam teori dikembangkan
menjadi konsep baru atau konsep lama yang disesuaikan. Pernyataan tentang
konsep yang terakhir ini mungkin benar dan mungkin salah bila diuji dengan
fenomena hasil observasi yang disebut proposisi, proposisi yang diformulasikan
sedemikian sehingga bisa diuji secara empiris.
1.
Pengertian Hipotesis
Hipotesis
yaitu suatu kesimpulan sementara tetapi belum final sehingga masih harus
dibuktikan kebenarannya. Bila data yang diperoleh disimpulkan bahwa hipotesis
itu benar maka sudah berhenti menjadi tesis atau tesa. Karena yang dimaksud
dengan “tesa” adalah kebenaran, sedangkan yang dimaksud “hypo” adalah di bawah.
Apabila
peneliti telah mendalami permasalahan penelitian dengan seksama, serta
menetapkan anggapan dasar, maka kemudian disusun teori sementara yang
kebenarannya masih perlu diuji atau di bawah kebenaran. Oleh karena itu dalam
merumuskan hipotesis, peneliti harus berpikir bahwa hipotesis itu dapat diuji.
Kemudian langkah selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti
mengumpulkan data yang berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data
yang terkumpul , peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat
berubah status menjadi “tesa” atau ditolak disebut “antitesa” (tumbang karena
tidak terbukti).
Hal
yang sangat penting diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa tidak boleh
mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan
data yang hanya bisa membantu keinginannya atau memanipulasi data sedemikian
rupa sehingga mengarah ke terbuktinya hipotesis. Hipotesis yang sudah
dirumuskan peneliti harus bersikap: (1) menerima fakta apa adanya jika
hipotesis tidak terbukti; (2) mengganti hipotesis seandainya melihat
tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis.
Jika
peneliti memilih yang kedua maka dalam laporan penelitian harus dijelaskan
proses penggantian. Dengan demikian peneliti sudah bertindak jujur dan tegas,
sebab saintis harus menjunjung tinggi kejujuran atau kebenaran. Untuk
mengetahui status hipotesis, maka perlu diuji apakah ada data yang menunjukkan
hubungan antar variabel ataukah ada data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada
memang ditimbulkan oleh variabel penyebab. Atau data yang menunjukkan bahwa
tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.
2.
Jenis hipotesis
Adapun
jenis hipotesis dalam suatu penelitian yaitu sebagai berikut:
a.
Hipotesis deskriptif yaitu hipotesis yang secara
khusus menyatakan keberadaan ukuran bentuk atau distribusi suatu variabel.
Contoh:
Setiap kaleng cat mampu mewarnai tembok seluas 15 m2.
b.
Hipotesis relasional yaitu hipotesis yang
menggambarkan hubungan antar variabel.
Contoh:
Ada hubungan antara motivasi kerja dengan tingkat produktivitas kerja pegawai
di Kantor X.
3.
Peranan Hipotesis
a.
Sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian
b.
Dengan hipotesis pada penelitian dapat lebih jelas
variabel apa yang dibutuhkan bagaimana mengukur dan menganalisa
c.
Dengan membuat hipotesis akan diketahui informasi
apa yang relevan untuk bahan kajian dan mana yang tidak
d.
Hipotesis akan memudahkan dalam membuat desain
penelitian
e.
Hipotesis membantu penelitian untuk membuat
rancangan kesimpulan sebagai hasil akhir dari suatu penelitian.
Syarat-syarat Hipotesis
a.
Hipotesis harus sesuai dengan maksud dan tujuan
penelitian
b.
Hipotesis yang dirumuskan harus bisa diuji dengan
data empiris
c.
Hipotesis harus tidak terlalu banyak membutuhkan
asumsi
H.
DEFINISI OPERASIONAL
Untuk setiap variabel yang digunakan dalam suatu penelitian harus didefinisikan secara jelas. Tanpa definisi yang jelas suatu konsep atau variabel akan menimbulkan berbagai pengertian, dan ini hanya akan mengundang masalah. Definisi yang paling dikenal dalam metode penelitian adalah definisi operasional. Yang dimaksud definisi operasional adalah suatu pernyataan dalam bentuk yang khusus dan merupakan kriteria yang bisa diuji secara empiris. Dengan definisi operasional kita dapat mengukur menghitung atau mengumpulkan informasi melalui logika empiris. Dengan mengetahui definisi operasional yang merupakan petunjuk tentang suatu variabel diukur, maka akan sangat membantu dalam mengadakan komunikasi antar peneliti. Dengan definisi operasional seorang peneliti akan mengetahui baik buruknya pengukuran konsep.
Daftar Referensi
Pasolong, Harbani. 2016. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta
0 Comment