by - 11.29

BAB V

UNSUR-UNSUR PENELITIAN

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas hasil penelitian adalah menggunakan unsur-unsur penelitian ilmiah untuk memperoleh hasil yang lebih valid.

 

A.     KONSEP

Konsep yaitu abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok atau individu tertentu. Sedangkan yang dimaksud abstraksi adalah proses menarik intisari dari ide-ide, hal-hal, benda-benda maupun gejala sosial yang khusus.

Pada dasarnya, konsep berawal dari fakta yang diserap melalui indra, direkam oleh otak untuk diperjelas kembali disebut konsep abstrak. Konsep yang diabstraksikan dengan nama atau simbol disebut konsep nyata, konsep nyata yang dijelaskan melalui kata yang dibatasi biasa disebut definisi. Definisi yang dijelaskan secara komprehensif disebut pengertian.

Jadi konsep merupakan dasar untuk menghubungkan antara dunia teori dengan observasi antara abstraksi dan realita. Konsep perlu didefinisikan secara tepat sehingga tidak terjadi kesalahan pengukuran.

 

B.     KONSTRUK

Konstruksi merupakan suatu bayangan atau ide yang diciptakan untuk suatu penelitian dan atau mengembangkan teori yang dikehendaki. Sebenarnya tidak ada batasan pengertian yang jelas antara konsep dan konstruksi.

Namun konstruk lebih kompleks dibandingkan dengan konsep karena konstruk dibangun dengan mengkombinasikan  konsep-konsep yang lebih sederhana, terutama jika ide atau image kita dimaksudkan untuk menyampaikan subjek yang tidak secara langsung di observasi.

 

C.     PROPOSISI

Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Proposisi yang hanya terdiri dari satu konsep atau variabel lazimnya disebut proposisi yang univariat. Sedangkan suatu proposisi yang menyangkut diantara dua konsep atau variabel lazimnya disebut proposisi bivariat. Sedangkan suatu proposisi yang menyangkut hubungan diantara dua lebih konsep lazimnya disebut proposisi yang multivariat.

Tipe proposisi :

1.      Aksioma/postulat yaitu proposisi yang kebenarannya tidak dipertanyakan lagi oleh peneliti sehingga tidak perlu lagi diuji dalam suatu penelitian. Pengertian aksioma pada dasarnya sama dengan postulat namun aksioma lebih mempunyai konotasi matematis dan digunakan biasanya untuk pernyataan benar berdasarkan definisi. Sedangkan postulasi adalah lebih sering digunakan untuk pernyataan yang kebenaran dan keberlakuannya lebih dibuktikan secara empiris.

2.      Teorm yaitu proposisi yang disederhanakan dari aksioma atau dengan kata lain pernyataan yang terdiri dari sejumlah aksioma atau postulasi.

 

D.     VARIABEL

Hatch & Farhady (1981) mengemukakan bahwa variabel adalah atribut dari seseorang atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan orang lain atau objek lain. Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruksi atau sifat yang akan dipelajari seperti tingkat aspirasi, penghasilan, tingkat pendidikan, status sosial, jenis kelamin, produktivitas kerja, motivasi kerja dan lain-lain. Sehingga berdasarkan pengertian di atas, variabel adalah suatu konsep atau objek yang mempunyai variasi penilai tertentu untuk dipelajari dari suatu kesimpulan.

 

E.     TEORI

Pada dasarnya pengetahuan diperoleh untuk pendekatan ilmiah, yaitu penelitian ilmiah dengan menggunakan metode ilmiah yang dibangun atas teori tertentu. Sedangkan yang dimaksud teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antara konsep. Definisi sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh Karlinger (1973), adalah seperangkat konstruk, definisi dan proposisi yang menyajikan fenomena-fenomena secara sistematis dan hubungan antara variabel dengan tujuan untuk menjelaskan fenomena tersebut.

Fungsi teori

1.      Sebagai identifikasi awal dari permasalahan penelitian dengan menampilkan kesenjangan, bagian-bagian yang lemah dan ketidak sesuaian dengan penelitian terdahulu dan memberikan alasan perlunya penelitian .

2.      Untuk mengumpulkan semua konstruk atau konsep yang berkaitan dengan topik penelitian dengan pertanyaan yang terinci sebagai pokok masalah penelitian.

3.      Untuk menampilkan hubungan atau variabel, dapat dibandingakan dengan hasil-hasil penelitian dengan temuan-temuan terdahulu.

Adapun contoh teori yang telah dikemukakan oleh para ahli sebagai berikut:

1.      Teori James Hutton/Teori Malapetaka, “Pada jangka waktu tertentu semua makhluk hidup dihancurkan oleh makhluk-makhluk yang bentuknya berbeda sama sekali”.

2.      Teori Malthus, “Pertumbuhan penduduk menurut deret ukur sedangkan pertambahan bahan makanan menurut deret hitung”. (suatu saat tertentu manusia akan kekurangan makanan karena pertambahan penduduk lebih banyak dari bahan makanan)

3.      Teori Darwin, “Adanya perubahan-perubahan jenis makhluk hidup di dunia disebabkan oleh seleksi alam, di mana setiap jenis makhluk akan punah bilamana tidak kuat bertahan terhadap seleksi alam”.

4.      Teori Charles, “Bila temperatur gas di naikkan, volume akan naik dan bila temperatur gas di turunkan volume akan berkurang”.

5.      Teori Ekonomi, “Dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya”.

 

F.      KERANGKA BERPIKIR

Uma Sekaran (1992), mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang urgent. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu, setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berpikir.

Kerangka berpikir merupakan argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis, maka argumentasi kerangka berpikir menggunakan logika deduktif atau metode kuantitatif dengan memakai pengetahuan ilmiah sebagai premis premis dasarnya. Kerangka berpikir adalah hasil buatan kita sendiri dalam artian bukan buatan orang lain yakni cara kita berargumentasi dalam merumuskan hipotesis. Argumentasi itu harus analisis sistematis dan menggunakan teori yang relevan. Dalam menggunakan kerangka berpikir sering timbul kecenderungan bahwa pernyataan-pernyataan yang disusun tidak merujuk kepada sumber perpustakaan karena sudah dipakai dalam kerangka teori. Hal ini tidak benar, sebab justru dalam menyusun kerangka berpikir ilmiah sangat diperlukan argumentasi ilmiah yang dipilih dari teori-teori yang relevan agar argumentasi kita dapat diterima oleh orang lain.

G.    HIPOTESIS

Penggunaan hipotesis dalam suatu penelitian dapat didasarkan pada permasalahan penelitian atau tujuan penelitian. Di dalam suatu penelitian tidak semua menggunakan hipotesis karena hipotesis bukalah suatu keharusan. Dengan menggunakan deduksi logika teori dikembangkan atau diuji lagi. Konsep yang ada dalam teori dikembangkan menjadi konsep baru atau konsep lama yang disesuaikan. Pernyataan tentang konsep yang terakhir ini mungkin benar dan mungkin salah bila diuji dengan fenomena hasil observasi yang disebut proposisi, proposisi yang diformulasikan sedemikian sehingga bisa diuji secara empiris.

1.      Pengertian Hipotesis

Hipotesis yaitu suatu kesimpulan sementara tetapi belum final sehingga masih harus dibuktikan kebenarannya. Bila data yang diperoleh disimpulkan bahwa hipotesis itu benar maka sudah berhenti menjadi tesis atau tesa. Karena yang dimaksud dengan “tesa” adalah kebenaran, sedangkan yang dimaksud “hypo” adalah di bawah.

Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitian dengan seksama, serta menetapkan anggapan dasar, maka kemudian disusun teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji atau di bawah kebenaran. Oleh karena itu dalam merumuskan hipotesis, peneliti harus berpikir bahwa hipotesis itu dapat diuji. Kemudian langkah selanjutnya peneliti akan bekerja berdasarkan hipotesis. Peneliti mengumpulkan data yang berguna untuk membuktikan hipotesis. Berdasarkan data yang terkumpul , peneliti akan menguji apakah hipotesis yang dirumuskan dapat berubah status menjadi “tesa” atau ditolak disebut “antitesa” (tumbang karena tidak terbukti).

Hal yang sangat penting diperhatikan oleh peneliti adalah bahwa tidak boleh mempunyai keinginan kuat agar hipotesisnya terbukti dengan cara mengumpulkan data yang hanya bisa membantu keinginannya atau memanipulasi data sedemikian rupa sehingga mengarah ke terbuktinya hipotesis. Hipotesis yang sudah dirumuskan peneliti harus bersikap: (1) menerima fakta apa adanya jika hipotesis tidak terbukti; (2) mengganti hipotesis seandainya melihat tanda-tanda bahwa data yang terkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis.

Jika peneliti memilih yang kedua maka dalam laporan penelitian harus dijelaskan proses penggantian. Dengan demikian peneliti sudah bertindak jujur dan tegas, sebab saintis harus menjunjung tinggi kejujuran atau kebenaran. Untuk mengetahui status hipotesis, maka perlu diuji apakah ada data yang menunjukkan hubungan antar variabel ataukah ada data yang menunjukkan bahwa akibat yang ada memang ditimbulkan oleh variabel penyebab. Atau data yang menunjukkan bahwa tidak ada penyebab lain yang bisa menimbulkan akibat tersebut.

2.      Jenis hipotesis

Adapun jenis hipotesis dalam suatu penelitian yaitu sebagai berikut:

a.       Hipotesis deskriptif yaitu hipotesis yang secara khusus menyatakan keberadaan ukuran bentuk atau distribusi suatu variabel.

Contoh: Setiap kaleng cat mampu mewarnai tembok seluas 15 m2.

b.      Hipotesis relasional yaitu hipotesis yang menggambarkan hubungan antar variabel.

Contoh: Ada hubungan antara motivasi kerja dengan tingkat produktivitas kerja pegawai di Kantor X.

3.      Peranan Hipotesis

a.       Sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian

b.      Dengan hipotesis pada penelitian dapat lebih jelas variabel apa yang dibutuhkan bagaimana mengukur dan menganalisa

c.       Dengan membuat hipotesis akan diketahui informasi apa yang relevan untuk bahan kajian dan mana yang tidak

d.      Hipotesis akan memudahkan dalam membuat desain penelitian

e.       Hipotesis membantu penelitian untuk membuat rancangan kesimpulan sebagai hasil akhir dari suatu penelitian.

Syarat-syarat Hipotesis

a.       Hipotesis harus sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian

b.      Hipotesis yang dirumuskan harus bisa diuji dengan data empiris

c.       Hipotesis harus tidak terlalu banyak membutuhkan asumsi

 

H.    DEFINISI OPERASIONAL

Untuk setiap variabel yang digunakan dalam suatu penelitian harus didefinisikan secara jelas. Tanpa definisi yang jelas suatu konsep atau variabel akan menimbulkan berbagai pengertian, dan ini hanya akan mengundang masalah. Definisi yang paling dikenal dalam metode penelitian adalah definisi operasional. Yang dimaksud definisi operasional adalah suatu pernyataan dalam bentuk yang khusus dan merupakan kriteria yang bisa diuji secara empiris. Dengan definisi operasional kita dapat mengukur menghitung atau mengumpulkan informasi melalui logika empiris. Dengan mengetahui definisi operasional yang merupakan petunjuk tentang suatu variabel diukur, maka akan sangat membantu dalam mengadakan komunikasi antar peneliti. Dengan definisi operasional seorang peneliti akan mengetahui baik buruknya pengukuran konsep.


Daftar Referensi 

Pasolong, Harbani. 2016. Metode Penelitian Administrasi Publik. Bandung: Alfabeta 

You May Also Like

0 Comment